Tak sengaja menemukan catatan kecil ketika
membongkar tumpukan kertas-kertas semasa kuliah. Catatan itu cukup berkesan,
sebab kalau tidak salah ianya salah satu yang
membangkitkan semangat saat terpuruk di semester satu. Saya catat dari tuturan
salah seorang dosen saya di antara lembar evaluasi IPK yang membuat malu. Saya,
kata beliau, lulus S2 belum merasa menjadi master, tapi saya merasa saya bisa
belajar. Kompetensi mahasiswa S2 adalah belajar. You just need to prove
yourself.
Karena Seluruh jalan
menuju kesuksesan tikungannya tajam, tanjakannya terjal, turunannya curam,
sandungannya mengoyak, onaknya runcing, durinya menusuk.P E N D I D I K A N
.
Masih dr buku Read A Loud HandBook saya tertegun ketika membaca satu pesan dari Eric Hoffer, "Tugas utama pendidikan adl utk menanamkan sebuah keinginan & fasilitas utk belajar. Bukan utk menghasilkan orang-orang terpelajar, melainkan menghasilkan orang-orang yang terus belajar. Peradaban sejati manusia adl peradaban pembelajaran, ketika kakek nenek, orang tua dan anak-anak sama-sama menjadi murid."
.
Hari ini kita bisa melihat pada diri kita sendiri, pada sekitar kita, apakah pendidikan yg kita enyam, gelar-gelar yang menempel di belakang nama kita telah mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri? Apakah kita menunjuk diri kita sebagai orang-orang terpelajar, lalu menunjuki orang lain, atau kita sadari justru kita ini yg terus menerus belajar dari pengalaman diri dan interaksi sekitar dg siapa saja?
.
Kata Einstein, "Pendidikan itu bukanlah belajar ttg fakta, tapi melatih pikiran utk berfikir." Aristoteles menambahkan, "Mengedukasi pikiran tanpa mengedukasi hati adalah bukan pendidikan sama sekali." Maka, jika kita sudah meraih pendidikan semestinya kita menjadi orang yang terlatih pikirnya-nalarnya sehingga lebih berdaya dlm segala hal; bijak dalam lisan dan perbuatan barangkali manisnya ya.. Kita ngga cukup 'nyekolahin' pikir, tapi juga perlu 'nyekolahin' hati.. #ntms Tanpa itu, barangkali kita perlu renung lagi, apa kita termasuk mereka yg benar-benar berpendidikan.
.
Masih dr buku Read A Loud HandBook saya tertegun ketika membaca satu pesan dari Eric Hoffer, "Tugas utama pendidikan adl utk menanamkan sebuah keinginan & fasilitas utk belajar. Bukan utk menghasilkan orang-orang terpelajar, melainkan menghasilkan orang-orang yang terus belajar. Peradaban sejati manusia adl peradaban pembelajaran, ketika kakek nenek, orang tua dan anak-anak sama-sama menjadi murid."
.
Hari ini kita bisa melihat pada diri kita sendiri, pada sekitar kita, apakah pendidikan yg kita enyam, gelar-gelar yang menempel di belakang nama kita telah mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri? Apakah kita menunjuk diri kita sebagai orang-orang terpelajar, lalu menunjuki orang lain, atau kita sadari justru kita ini yg terus menerus belajar dari pengalaman diri dan interaksi sekitar dg siapa saja?
.
Kata Einstein, "Pendidikan itu bukanlah belajar ttg fakta, tapi melatih pikiran utk berfikir." Aristoteles menambahkan, "Mengedukasi pikiran tanpa mengedukasi hati adalah bukan pendidikan sama sekali." Maka, jika kita sudah meraih pendidikan semestinya kita menjadi orang yang terlatih pikirnya-nalarnya sehingga lebih berdaya dlm segala hal; bijak dalam lisan dan perbuatan barangkali manisnya ya.. Kita ngga cukup 'nyekolahin' pikir, tapi juga perlu 'nyekolahin' hati.. #ntms Tanpa itu, barangkali kita perlu renung lagi, apa kita termasuk mereka yg benar-benar berpendidikan.
0 komentar:
Post a Comment