ads

Nak….

Nak, di negeri yang mayoritas rakyatnya muslim ini FATWA MUI tidak lagi memiliki ‘taji’ untuk sekedar dipahami apalagi untuk ditaati. Sejarah negeri mencatat beberapa kali FATWA MUI yang mengharamkan untuk merokok karena dapat merusak kesehatan, mengharamkan bunga bank karena mengandung unsur riba, atau fatwa tentang haramnya memilih pemimpin selain yang beragama islam tidak dihiraukan oleh negeri yang mayoritas rakyatnya muslim ini. Ironisnya Nak, tiap kali ada FATWA MUI disepakati sering menimbulkan kontroversi lalu dibantah serta dipertanyakan oleh kalangan muslim yang juga paham dengan agama ini. Tidak berhenti sampai pada sikap membantah serta mempertanyakan, mereka lalu mengeluarkan dalil-dalil pembanding untuk membantah FATWA MUI.

Nak, di negeri yang mayoritas rakyatnya muslim ini Ulama tidak lagi dihargai apalagi sampai dihormati. Pernah ada kasus Ulama diundang keluar negri dan menjadi ramai pemberitaanya, karena katanya Ulama tersebut meminta bayaran yang terlalu tinggi. Sedangkan untuk mengundang penyanyi keluar negri dengan bayaran tinggi serta fasilitas pesawat jet pribadi dilakukan dengan senang hati. Rakyat dinegri yang mayoritas muslim ini lebih senang membayar mahal untuk mendatangkan artis luar negri dengan bayaran tinggi, tapi selalu berharap yang murah atau gratis untuk urusan agamanya sendiri. Padahal Nak, Ulama ditiap akhir sholatnya selalu mendoakan ampunan dan keselamatan untuk tiap muslim yang masih hidup maupun mati.

Nak, dinegeri yang mayoritas rakyatnya muslim ini kita hidup berdampingan rukun serta damai dengan yang beragama lain dengan didasari toleransi. Muslim dinegeri ini paham betul tentang slogan Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkaram erat oleh kedua kaki burung garuda sebagai lambang negeri. Muslim yang terlahir dinegeri ini sudah memiliki genetika, logika, etika dan dialektika Bhinneka Tunggal Ika. Genetika Bhinneka Tunggal Ika dimiliki oleh muslim negeri dari para pemimpin tertinggi negeri yang beragama islam yang memberikan keamanan, kenyamanan bahkan untuk peringatan hari besar agama lain menjadi hari libur seluruh penduduk negeri. Logika Bhinneka Tunggal Ika dimiliki oleh muslim negeri dari Kitab Suci Al-Qur’an yang menjadi pedoman disegala aspek kehidupan serta tidak ada keraguan didalamnya sehingga tidak perlu direvisi seperti Undang-Undang, pasal hukum ataupun kebijakan pejabat tinggi negeri ini. Etika Bhinneka Tunggal Ika dimiliki oleh muslim negeri dari budaya serta  tradisi masyarakat diseluruh negeri yang mengadaptasi dari nilai-nilai islami. Sebagai contohnya Pepatah yang berbunyi Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, merupakan ungkapan kehidupan orang Minangkabau. Pernyataan adat ini mengandung makna bahwa adat yang berlaku di Minangkabau adalah adat Islamiyah (adat yang diatur menurut norma-norma dan aturan/sistem Islam) bukan adat jahiliah yang ponggah dan menjajah kebebasan agama lain. Dialektika Bhinneka Tunggal Ika dimiliki oleh muslim negeri dari bahasa nasional maupun tradisional  yang merupakan buah akulturasi dan asimilasi yang tidak lepas dari ajaran yang islami. Sebagai contoh dialektika yang sering diucapkan oleh Si Kabayan “ Heuheuy jeung deudeuh” artinya kehidupan dunia ini adalah sendagurau dan kasih sayang. Hal tersebut cocok dengan ayat al-qur’an “ Innal hayata dunya laibun wa lahwun”  dan hadits nabi “sayangilah yang ada di bumi nicaya engkau akan disayangi oleh zat yang ada di langit”. Jadi Nak, setelah paham tentang ini seharusnya tidak ada lagi pertentangan tentang islam dan ideologi negeri ini.

Nak, sekarang mari kita coba mengulangi bunyi serta mencerna arti dari 5 sila sebagai ideologi dasar negeri ini. Isi disila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, ini berarti kedaulatan negeri mengakui kedaulatan beragama tiap rakyat diseluruh negeri diakui serta didasari dengan saling menghormati tanpa merasa paling mengerti ajaran agama lain dibanding pemeluk agama itu sendiri. Isi disila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”, ini berarti jika keadilan bisa ditegakan oleh petinggi negri dengan tanpa intervensi untuk supremasi hukum dinegeri maka akan melahirkan masyarakat yang beradab tanpa anarki. Isi disila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia”, ini berarti persatuan dalam keberagaman yang ada dimasyarakat negeri ini bisa terjadi tanpa perseteruan diakibatkan satu orang bersalah yang menyebabkan masyarakat berseteru tidak diadili. Isi sila keempat berbunyi “Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan”, ini berarti kepemimpinan negeri ini harus didasari oleh sikap hikmat tanpa khianat terhadap rakyat, sikap yang bijakasana bagi seluruh rakyatnya bukan bijak disana terhadap segelintir orang tapi tidak bijak disini terhadap rakyat yang terdiskriminasi tentu sikap tersebut dibingkai dalam permuswaratan yang mewakilkan kepentingan semua golongan. Sila kelima berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, lagi-lagi kata adil terulang disila ini tentu sila ini juga memiliki arti bahwasanya keadilan harus ditegakan dan dirasakan oleh seluruh rakyat dinegeri ini. Pahamilah Nak, agar kelak nanti kau bisa menjadi muslim yang baik di bumi pertiwi yang Gemah Ripah Loh Jinawi Toto Tentrem Kerto Raharjo.

Nak, esok dihari jumat yang Allah berkahi umat islam dari penjuru negeri akan ikut aksi di ibukota negeri ini. Mereka menutut proses hukum terhadap orang yang telah menistakan Al-Qur’an dengan mengutip salah satu surat dan ayat didalamnya seakan orang tersebut mengerti, padahal pejabat tinggi itu memiliki keyakinan agama yang berbeda dengan umat muslim di negeri ini. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi jika 5 tahun lalu umat muslim di ibukota menaati Fatwa MUI. Beberapa malam ini saudara-saudara seiman dari seluruh negeri hadir ke ibukota untuk mengikuti aksi bersama menuntut petinggi negeri ini agar hukum ditegakan dengan seadil-adilnya. Karena terlalu banyak basi-basi dari petinggi negeri dalam penanganan kasus hukum ini, alibinya masih kurang bukti. Tapi disisi lain bila muslim yang melakukan kesalahan dinegeri ini maka bisa langsung di Bui dengan alasan takut akan menghilangkan barang bukti lihat saja rentetan kasus hukum yang akhir-akhir ini terjadi mulai dari mantan mentri yang berinisial DI yang tersangka korupsi, kasus taat pribadi tersangka penipuan serta perusakan aqidah atau relasi proyek reklamasi yang sudah di bui karena tuduhan gratifikasi tapi pejabat yang menjadi relasi masih bebas ikut kontestasi agar terpilih lagi sebagai pemimpin diibukota negeri ini. Umat muslim yang akan mengadakan aksi esok hari dianggap tidak peka dengan kasus kekinian dinegeri ini seperti tidak aksi besar-besaran untuk pemberantasan korupsi, mereka bilang aksi ini akan menggangu stabilitas keamanan dan stabilitas ekonomi untuk berinvestasi. Tapi mari kita tengok kebelakang ketika muslim menjadi pejabat tinggi dilembaga anti korupsi yang berinisial AS dan BW, mereka dipolitisasi sehingga harus berhenti dari jabatannya karena kasus hukum yang menimpanya. Padahal dalam konferensi pers nya setelah diintogerasi salah seorang dari pimpinan lembaga anti korupsi tersebut berucap bahwa dia sedang melakukan shaum sunnah ayyamul bidh, dan kita sadar betul diakhir zaman ini bagi tiap muslim sulit untuk menghidupkan sunnah sesuai ajaran nabi disaat ibadah wajib pun mulai ditinggalakan tanpa penyesalan. Dan akhirnya kasus kedua orang muslim yang menjabat sebagai pimpinan dilembaga korupsi itu pun dideponering. Lalu bagaimana dengan kasus salah satu pimpinan tertinggi lembaga anti korupsi saat ini yang berinisial SS dengan organisasi kemahasiswaan islam terbesar HMI. Orang tersebut masih tetap menjabat sebagai pimpinan tertinggi dilembaga korupsi walaupun sudah didemo oleh HMI, dan meminta maaf serta memberi klarifikasi terhadap kekhilafan yang terjadi. Padahal statement dari presiden negeri ini tidak akan bisa pejabat tinggi dilembaga anti korupsi bekerja dengan baik jika dirinya sendiri masih terbelit kasus hukum yang harus dijalani. Lihatlah Nak, supremasi hukum dinegeri ini yang katanya bisa terjadi tanpa adanya intervensi dari pejabat tinggi masih sering mengalami inkonsistensi. 

Nak, ada banyak tuduhan dan konsekuensi atas aksi yang akan dilakukan esok hari. Mulai dari tuduhan aksi esok hari akan berakhir anarki ataupun aksi tersebut ditunggangi. Para pejabat tinggi dan media mainstream masa kini menyerukan peserta aksi besok untuk tidak anarki, seharusnya mereka ganti statement tersebut dengan kalimat “aksi besok tidak akan anarki”. Karena para peserta aksi bukanlah para mahasiswa yang belajar manajemen aksi, dan tidak ada keuntungan sedikit pun untuk umat muslim dinegeri ini jika aksi tersebut berakhir anarki. Kecuali jika ada provokator dan oknum yang masuk kedalam barisan aksi kami lalu membuat chaos keadaan yang ada. Disosial media terjadi penggiringan opini dengan menjadikan trending informasi yang membela pejabat tinggi yang melakukan penistaan kitab suci. Website-website serta account-account umat muslim di blokir karena katanya mengandung informasi yang memprovokasi, lalu kenapa pemerintah tidak melakukan pemblokiran juga ke website-website atau account-account social media yang menghina ulama yang akan ikut turun aksi esok hari.  Telitilah Nak, dalam mebaca informasi dan berpikirlah dengan mendalam sebelum kamu menyebarkan informasi.

Nak, semoga dizaman kalian nanti jauh lebih baik dan tentram dari masa kini. Semoga aksi ini menjadi momentum bagi umat ini untuk mau menjalani tiap Fatwa MUI dan menjadikan ulama lebih dihormati. Semoga muslim yang memilih untuk tidak aksi dapat terus mendo’akan keberkahan perjuangan saudara-saudara seimannya serta keamanan selama aksi berlangsung. Semoga kasus ini tidak terulang lagi dimana seseorang rakyat dinegeri ini yang berbeda keyakinan merasa paling paham terhadap kita suci agama lain. Dan terakhir semoga dinegeri ini keadilan masih bisa ditegakan sejak dalam pikiran ataupun perbuatan oleh tiap rakyat dinegeri ini.



Kamis, 3 November 2016
Malam dikolong langit ibukota

@MuRaNu
Share on Google Plus

About MuRaNu

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: