ads

WURI


Cahaya bulan keperakan sudah menyinari malam ini. Malam ini terasa berbeda dari malam-malam sebelumnya, suasana kota terasa ramai. Disudut kota,yang penuh dengan gengap gepita, dimana masyarakat kota bersiap untuk menyaksikan akhir cerita dari pementasan drama lapangan hijau. Namun ditengah hiruk pikuk perayaan tersebut, terselip sebuah cerita. cerita tentang seorang anak yang berusaha untuk mewujudkan mimpinya.

Namanya wuri, anak sebatang kara, yang sudah tidak mempunyai ayah. Dia hanya hidup berdua dengan ibunya yang menderita penyakit thalasemia. Mereka tinggal di gubuk reyot, yang berada di pinggiran kali, hanya ada satu ruangan dengan sebuah lampu petromak, yang biasa memberika temarang di dalam ruangan rumahnya. Cahaya itu layaknya wuri yang menjadi pelita bagi ibunya untuk terus berjuang menjalani hidup, karena ibunya yakin di ujung jalan kehidupannya ada secercah cahaya yang akan menbimbingnya ke kehidupan yang lebih baik lagi.

Malam ini kesempatan terakhir bagi wuri, untuk mewujudkan mimpinya. Mimpi sederhana seorang anak yang hidup di lingkungan keluarga miskin. Yaitu untuk melanjutkan sekolah ke jenjang Sekolah Menengah Pertama. Ya, besok adalah hari pertama tahun ajaran baru dimulai. Anak-anak seumurannya yang cukup beruntung mungkin telah menghabiskan waktu liburannya dengan berpergian ke tempat-tempat rekreasi, tetapi wuri menhabiskan waktu liburannya dengan berjuang untuk mendapatkan tiap rupiah untuk membayar biaya pendidikannya termasuk untuk membeli peralatan sekolah.

Jam 20.00 waktunya wuri untuk pergi, merajut asa di tengah keterbatasan. Berjuang untuk mewjudkan mimpi, dengan aksi yang nyata bukan sekedar kata dan kahayalan belaka. Malam ini adalah penentuannya apakah dia dapat mewujudkan mimpinya atau tidak. Sang ibu pun mempersiapkan barang dagangan yang telah dipersiapkannya, yaitu air jahe. Wuri pun membungkus barang dagangannya itu dengan sebuah sarung, yang dibentuknya menjadi sebuah kantong. Dia pun meminta izin kepada ibunya dan bergegas untuk pergi, tidak lupa dia mengenakan topi merah putih yang bertuliskan TUT WURI HANDAYANI, yang membuatnya lebih bersemangat lagi mewujudkan mimpi.

-Bersambung-
Share on Google Plus

About MuRaNu

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: