SURYANA kisah anak SANG SURYA
Cahaya surya menulusup dari balik jendela.
Seakan ingin mengajak bermain anaknya si suryana.
Tetapi anaknya tetap lelap dalam tidurnya.
Dan menarik selimutnya seakan terusik dengan cahaya sang surya yang menyilaukan.
Diatas pembaringannya sang anak melanjutkan mimpi indahnya.
Matanya seakan tak ingin terbuka disaat cahaya sang surya bersinar.
Bahkan kalaupun dia membuka mata disiang hari dia harus menggunakan kacamata hitamnya.
Untuk mengurangi rasa silau yang membuat matanya berair, menahan perih sekan bergetar.
Sang surya pun kesal melihat kelakuan anaknya yang membengal.
Kesal karena selama ini anaknya lebih sering bermain dengan bulan dan bintang.
Di tengah malam sampai pagi buta.
Sehingga jarang sekali sang surya bertemu dengan anaknya.
Tetapi sang surya pun tidak berputus asa dan terus berdoa kepada Tuhan
Agar anaknya dapat menuju cahaya-Nya.
Sampai suatu saat Tuhanpun mengabulkan doa sang surya.
sang anak merasakan perjalanan spiritual yang sangat penuh dengan ketidak sesuaian dalam kehidupan.
Mulai dari kekerasan dijalan yang mengatas namakan keagamaan yang menimpa orang tidak bersalah.
Hatinya pun terusik dengan kejadian itu dan hatinya berbisik tuhan bukankah engkau maha penyayang.
Tapi mengapa engkau mebiarkan orang2 tersebut berbuat keberutalan dengan mengatas namakan Mu.
Lalu Hatinya berbisik "Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati."
Peristiwa kedua yang dialaminya adalah mengenai wanita di lingkungan disekitarnya.
Yang tampilan luarnya tidak sesuai dengan tingkah lakunya.
Sehingga tanggapan negatif kepada orang-orang itupun muncul dari orang2 sekitar.
Hatinya pun bertanya Tuhan apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Engkau menghendaki kebaikan bagi mereka.
Dari peristiwa-peristiwa itulah dia belajar menilai orang bukan dari tampilan luarnya.
Sehingga dia lebih berhati-hati dalam menilai seseorang.
Dan satu hal lagi dia juga memetik hikmah kejadian tersebut, bahwa ketika engkau berharap mendapatkan sesuatu dari manusia, baik itu sebentuk perhatian, pemberian, ataupun kesempatan , maka sisihkanlah sedikit ruang di hatimu untuk kecewa.
Namun jika engkau menggantungkan harapan hanya kepada Allah, maka sesungguhnya Allah tak akan mengecewakan hamba-hambaNya.
Seiring berjalannya waktu dengan hikmah-hikmah kehidupan yang dilaluinya
Diapun berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi
maka si suryana pun telah semakin dekat dengan cahaya surya
sehingga diakhir hidupnya dia dapat dipertemukan dengan cahaya hakiki.
0 komentar:
Post a Comment