Tak satu jiwapun kecuali merinduinya.
Tak satu akalpun kecuali mengharapinya.
Tak satu ragapun kecuali mengejarnya.
Tapi kebahagiaan adalah goda yang tega.
Ia seakan bayang-bayang yang kian difikir makin melipir,
kian dicari makin lari,
kian diburu makin tak tentu,
kian ditangkap makin melesat,
kian dihadang makin hilang.
Dalam nanar mata yang tak menemukan bahagia; insan lain tampak lebih cerah.
Dalam denging telinga yang tak menangkap bahagia; insan lain terdengar lebih ceria.
Dalam gerisik hati yang tak merasa bahagia; insan lain terkilau lebih bercahaya.
Maka penderitaan manusia berlipat berkuadrat saat ia membandingkan diri dengan sosok di sekitarnya.
-ust.salim a fillah-
0 komentar:
Post a Comment