ads

Bobot Mas’uliyah


Hendaknya kalian merasakan bobot mas’uliyah yang diamanhkan di pundak kalian. Ambillah amanah ini dengan sebaik-baiknya dan laksanakanlah sesuai yang diinginkan dan yang diridhoi Rabb kalian, serta yakinlah dengan balasan kebaikan, keridhoan dan pertolonganNya.

Ketauhilah bahwasanya kamu semua berada dalam pos yang agung dari pos-pos dakwah –yang diberkahi-. Dan kamu semua mengemban tanggungjawab besar di hadapan Allah swt. – yang bersumber dari amanah yang kalian pikul- dengan mentarbiyah ikhwah, memperhatikan dengan pengelolaan dan arahan yang sesuai dengan manhaj Islam yang lurus dan atas dasar prinsip-prinsip dakwah kami yang diberkahi. Itulah amanah yang dimana gunung-gunung tidak sanggup membawanya….Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.”

Perbaiki hubungan kamu dengan Allah Azza wa Jalla secara rahasia maupun di depan umum. Bawalah dirimu dan ikhwah kepada apa yang diridhoi Rabb kamu. Jadilah kamu sesuai kehendak Rabb kamu dalam kondisi dan situasi apapun. Berkaryalah untuk meningkatkan dimensi keimanan dan ta‟abbudi pada dirimu dan ikhwah yang lain. Dan agar dimensi keimanan ini menempati posisi yang paling tinggi dari kesungguhan, waktu dan kegiatan-kegiatan kamu. Arahkan semua amal, gerakan dan diam kamu menjadi nilai ibadah di Sisi Allah SWT. Berusahalah untuk menfokuskan perhatian terhadap ibadah, nilai-nilainya dan hakekatnya dalam jiwa dan refleksi tarbawi terhadap individu, jama‟ah dan umat secara keseluruan. Diantaranya menjaga sholat berjama‟ah, qiamul lail, puasa, membaca Al-Quran, sedekah, memperbanyak dzikrullah, birrul walidain, silatur rahim dan berbagai macam kebaikan. Dan ketauhilah bahwa setiap kali kamu memiliki suatu kondisi bersama Allah yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, maka niscaya Dia memudahkan segala urusanmu berkat karunia, kemuliaan dan kenikmatan-Nya. Dan Dia akan menguasakan tentara-tentara yang mendukung kamu yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.

Dan didiklah ikhwah yang lain untuk mencintai masjid, selalu ke masjid dan berdiam di dalamnya. Masjid adalah tempat berlindung dan kelezatan. Dialah titik tolak semua kebaikan. Maka jadilah kamu semua “masjidiyyin” (ahli masjid), beribadah kepada Allah dan mengikuti sunnah Al-Mushthofa saw., sahabat dan salaf sholeh yang mulia. Maka hati-hati kamu terpatri dengan masjid-masjid sebagaimana hati-hati mereka. Berusahalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai keluarga dan sosial dalam usroh, untuk menjadi usroh dengan semua arti keusrohan dan sosial. Berinteraksilah, saling berkunjung, berkomunikasilah, berdiskusi, lakukan berbagai rihlah; bertamasya…padang bulan….dan yang lainnya agar terjalin keterbukaan diantara kalian. Sehingga usroh bagaikan kitab yang terbuka. Dan praktekkan rukun-rukunnya: tafahum, ta‟aruf dan takaful (sepenanggungan) Ikatlah kader-kader dengan dakwah, prinsip-prinsipnya, program kegiatannya dan manhjanya bukan dengan pribadi-pribadi (tokoh-tokoh) kalian. Apabila tidak, maka ini merupakan awal bahaya terhadap diri dan dakwah kalian. Kami juga menginginkan “usrah” yang produktif dengan produk dakwah dan sosial kemasyarakatan dengan sebenarnya. Pengaruh atau benefitnya dirasakan dan terlihat pada semua lingkungan yang mengitarinya. Dan hendaknya kamu menjadi mercu suar yang diikuti dalam …dan slogan kamu adalah “tidak ada seorangpun yang mendahului kami dalam menuju Allah,”

Demikian pula kami menginginkan pengokohan nilai-nilai positif yang lebih besar dalam rencana program kalian terutama program-program yang membangkitkan optimize dalam diri kader; agar mereka bergerak di tengah masyarakat untuk melakukan perubahan dan menjadi pemimpin bagi yang lain, selalu menunjukan kebaikan, mengerahkan semua potensi dan berkorban untuk Allah setiap waktu. sehingga mempengaruhi kondisi masyarakat dengan pergerakan positif menuju nilai-nilai kebaikan, kebaikan diri dan perbaikan untuk orang lain. Tanamkan semangat loyalitas para kader kepada Dinullah dan Dakwah, Tanah Air dan UmmatNya sehingga mereka bangga dengan loyalitas dan pilihan ALLAH terhadap diri mereka. Yang pada akhirnya mereka merasakan kesegaran dan kelezatan setiap pengorbanan dan bebab berat yang terkadang menghantui jalan dakwah mereka. Begitu juga tanamkan nilai-nilai yang mendorong pada sesuatu yang positif, kemandirian dan cita-cita tinggi. Jadikan ucapan dan perbuatan kalian sebagai tauladan baik. Sebaik-baik tauladan kita adalah Rasulullah saw. “ Sungguh, telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. ( QS. Al Ahzab 21 )


Hiasilah pribadi kalian dengan akhlaq Rasulullah SAW yang agung, sifat-sifatnya yang mulia dan perilakunya yang baik. Bersemangatlah untuk menjadi qudwah terbaik bagi saudaramu, dan berikan dari dirimu qudwah dan uswah yang baik. Dan berusahalah untuk menjadi terdepan dalam aktivitas dan kerja-kerja dakwah yang kalian instruksikan. Hindarilah mengintruksikan sesuatu yang kamu tidak melakukannya. Atau Allah selalu meilihatmu terdepan sebelum ikhwah yang lain dalam hal-hal yang kamu melarang mereka (untuk mengerjakannya

Saudaraku yang tercinta…
Laksanakan hak dan kewajiban yang ada di pundak kalian sebagaimana yang diseru oleh Imam syahid Hasan Al Banna :
“Kepemimpinan – dalam dakwah Ikhwan - menduduki posisi orang tua dalam hal ikatan hati, posisi guru dalam hal fungsi pengajaran, posisi syeikh dalam aspek tarbiyah ruhiyah, posisi panglima dalam aspek penentu kebijakan umum dakwah, dan dakwah kami mencakup seluruh makna aspek ini.”
Dari sini muncul pertanyaan penting, “Bagaimana seseorang meminta haknya sementara ia tidak menunaikan kewajiban? “Oleh karena itu hendaknya kalian tunaikan amanah sebaik-baiknya dan jadilah sebaik-baik orang yang menunaikan hak dan kewajiban ini.

Ketahuilah karakteristik utama sebagai murabbi adalah terbebasnya jiwa dari sifat egois dan terlalu mencintai diri sendiri. Bantulah saudaramu untuk melaksanakan hak-hak mereka dengan bahasa cinta, penuh perhatian, memonitoring dan memenuhi hak-hak mereka sebelum kamu menuntut hak-hak kamu. Perlu ditegaskan bahwa mustawa tarbawi (jenjang keanggotaan ) adalah menjadi hak setiap kader yang telah memenuhi syarat sesuai asas dan kaidah-kaidah yang obyektif tanpa ifrath ( memudah-mudahkan ) dan tafrith ( mempersulit ). Jangan mempersulit dengan meletakan syarat dan kaidah yang rumit. Sebaliknya jangan pula memudah-mudahkan proses kenaikan jenjang keanggotaan kepada kader yang belum layak. Sungguh itu merupakan amanah dan mas‟uliyah di hadapan Allah swt baik di awal maupun akhir proses.

Ahbabii fillah....
Kecintaan terhadap ikhwan harus lahir dari hati yang tulus, nyata dan dapat dirasakan. Seorang ayah tidak boleh hanya mengatakan cinta pada anak-anaknya, hanya memberikan pelajaran cinta dan kasih sayang. Namun cinta dan pengorbanan ayah harus dirasakan mereka. Tunjukan al hubb al „amali ( cinta yang nyata ) pada ikhwah pasti kalian akan mendapat hasil nyata dan dampak positif dalam sikap, aktivitas dan prestasi dakwah.

Hendaknya berlaku ihsan dalam mengangkat ikhwah menjadi mas‟ul dalam struktur. Demikian pula dalam pembagian job dan tanggungjawab. Jangan biarkan ikhwah tanpa amanah dengan alasan kehati-hatian yang berlebihan. Kita memiliki contoh tarbiyah nabawiyah. Pengangkatan Usamah bin Zaid ra. sebagai panglima muda, merupakan uswah nyata dalam mempersiapkan kepemimpinan dini. Imam Hasan Al Banna mengikuti sunnah itu dengan mengangkat beberapa ikhwah muda untuk menempati pos-pos qiyadah, walhasil mereka sukses dengan fadlu minallah ( karunia Allah ). Setiap kali kalian mengangkat pribadi-pribadi sholeh dan muslih pasti kalian dapatkan kesuksesan bagi dakwah kalian.

Memberikan kesempatan ikhwah untuk menjadi mas’ul merupakan prestasi terbesar bagi murabbi sejati. Jangan jadikan kekurangan ikhwah itu mematikan potensi yang mereka miliki. Dan Janganlah pernah berhenti untuk melakukan perbaikan, Lakukan di tengah kerja dan aktivitas kalian. Ketahuilah yang memotivasi untuk melakukan ini semua karena jaminan Allah swt sungguh baginya mendapat pahala seperti pahala mereka dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Aku teringat dengan akh yang mengajukan ustadz Umar Tilmisani untuk jamaah maka Allah memberinya manfaat dan dia bermanfaat. Sungguh yang paling aku khawatirkan adalah salah seorang di antara kalian menjadi penghalang saudaranya untuk maju, dengan demikian dia menjadi penghalang kebaikan yang banyak bagi dakwah. ( secara da‟wiyan, idariyan, tandzimiyan ) siapa yang sanggup menanggung beban da‟wah ini wahai saudaraku.

Ikhwati al-ahbab.....
Hendaknya kalian menerapkan management dakwah dengan rasa cinta. Ruh kasih sayang, rahmah, kelembutan dan takaful hendaknya ada bersama kalian dalam usrah......
“…. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu…” ( QS Ali Imran 159 )
Hendaknya kalian mengokohkan prinsip kebebasan berpendapat , janganlah menolak gagasan dan janganlah melukai si penggagas, terimalah kritik dan nasehat dengan lapang dada. Cobalah kembali mengingat wasiat ustadz Mustafa mashur rahimahullah “Berikan nasehat kepada saudaramu dengan cara terbaik dan terimalah nasehat mereka apapun kondisinya’.
Hendaknya berbuat ihsan dalam menjalankan kepemimpinan kalian di depan para ikhwah. Biasakan budaya saling memberi nasehat seperti perintah dalam surat Al-Ashr...“ Demi masa (1) Sungguh, manusia dalam kerugian ( 2 ) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran ( 3 ). ( QS. Al Ashr 1-3 )

Ketahuilah... bahwa di antara keistimewaan dan keutamaan bagi qiyadah tarbiyah adalah kemampuanya untuk menyelesaikan problem, kemampuan mengatasi kesulitan dan memahami kader-kader serta problematika mereka. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh untuk menghimpun masalah serta mencarikan solusi terbaik bagi mereka. Hindari agar kamu tidak menjadi pembawa problem dan yang meledakkannya. Yang akhirnya kamu menceraiberaikan ikhwah yang lain, tidak patuh terhadap Qiyadah dan menjadikan Allah SWT marah kepada kalian. bila hati menjadi bercerai-berai, perasaaan membatu, emosi menjadi tidak peka dan berbeda-beda kepentingan bagaimana mungkin rahmat dan kasih sayang Allah akan turun....???

“ Dan taatilah Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh Allah beserta orang-orang sabar. “ ( QS. Al Anfal 46 )

Akhirnya......
Jangan pernah melupakan sejarah dakwah, para qiyadahnya dan para mursyid. Banyak pelajaran , hikmah bahkan bekal dalam membantu kalian berjalan bersama dakwah. Di dalamnya juga banyak sanggahan seputar subhat terhadap dakwah. Demikian juga sangat penting untuk mempelajari kumpulan risalah Imam Syahid dengan penuh teliti dan menyeluruh sehingga kalian mengetahui prinsip-prinsip yang benar terhadap dakwah.

Dan berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan sepuluh karakter pribadi muslim pada diri kalian dan ikhwah yang kalian bina seperti yang disebutkan Imam Al Banna dalam rukun amal. Bermula dari kuat fisiknya, kokoh akhlaqnya, luas wawasannya, mampumencari penghidupan, selamat aqidahnya, benar ibadahnya, bersungguh-sungguh terhadap dirinya, penuh perhatian akan waktunya, rapi urusanya hingga bermanfaat bagi orang lain.

Semoga Allah menolong kita, meluruskan langkah-langkah kita untuk berada di jalan kebenaran. Juga agar Allah memberikan keikhlasan dalam ucapan dan amalan, secara rahasia dan terang-terangan. Dan agar Allah meninggikan urusan agama dan dakwah-Nya. Karena Dialah yang paling berhak dan mampu atas itu. Allah Maha Besar dan segala puji milik Allah.
Share on Google Plus

About MuRaNu

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar: