Hari ini akan kucoretkan dengan jujur kawan,
tentang hati yang merindu..
yang telah menggenapkan ruang kosong didalamnya,
meletakkan sebuah nama..
kuceritakan dengan jujur kawan,
tentang rasa ingin segera.. berjumpa.. tetapi aku tahu betul, saat ini belum waktunya..
tugas kita sekarang adalah menyelesaikan dengan baik semua yang ada di hadapan..
lalu sandarkan semua pada Allah...
Semoga Allah ridho menghimpun kembali kita di Syurga firdausnya-Nya sebagaimana kita dihimpun-Nya disini
Teruntuk para aktivis dakwah,
Dakwah berdiri di
atas aqidah yang kokoh, ibadah dan ilmu yang shohih, niat yang lurus, dan
iltizam yang kuat
Dakwah adalah
proyek besar membangun peradaban umat
Dakwah adalah jalan
yang sukar dan terjal
Dakwah adalah jalan
yang sangat panjang
Dakwah penuh dengan
gangguan, cobaan, dan ujian
Dakwah bukan jalan
yang ditaburi bunga dan wewangi kesturi
Dakwah butuh
komitmen yang kuat dari pengembannya
Dakwah memerlukan
kemurahan hati, pemberian dan pengorbanan tanpa mengharapkan hasil, tanpa putus
asa, dan putus harapan
Dakwah butuh
pengorbanan dan kesungguhan
Dakwah butuh
kesabaran dan keistiqomahan
Teruntuk para
pejuang,
Sudah teguhkah
azzam yang kau pancang?
Benarkah
perjuanganmu karena ALLAH?
Mundurlah, dan
luruskan kembali niatmu, jika:
Nafsu masih
merajaimu
Kilauan permata
masih menyilaukanmu
Kesenangan dunia
masih melenakanmu
Syaithan masih
bersarang di dadamu dan menjadi teman setiamu
Kenikmatan semu
masih membuaimu dan menutup mata batinmu
Percayalah, semua
itu adalah keindahan sesaat yang akan menggoyahkan tekadmu. Allah Azza Wa Jalla
sengaja ciptakan itu sebagai ujian bagimu!
Berbahagialah jika
kau menjadikan Allah Azza wa Jalla sebagai tujuan akhirmu, puncak kerinduanmu.
Dan jadilah antum sebagai orang-orang yang beruntung!
Untuk jiwa-jiwa
yang merindukan kemenangan
Untuk setiap diri
yang mengaku sholih
Untuk mereka yang
mengajak kepada jalan yang lurus
Untuk mereka yang
saling menasehati dalam kebenaran dan kebaikan
Ketika jalan yang
kalian tempuh begitu sukar, ketika amanah yang kalian emban begitu berat,
ketika tanggung jawab yang kalian pikul begitu banyak, terkadang kalian lupa
dengan azzam yang kalian tanam sebelumnya, kalian lalai dan terlena. Kalian
lupa membersihkannya, membidiknya, mengontrolnya, memuhasabahinya, dan lupa
untuk meluruskannya kembali. Apakah dunia yang fana lebih kau cintai daripada
kampung akhirat yang kekal abadi?
Duhai para pecinta
ALLAH
Duhai yang
meneladani Muhammad Rasulullah
Duhai yang
menjadikann Al-Quran sebagai pedomannya
Duhai yang berjihad
di jalanNya dengan sebenar-benarnya jihad
Duhai yang memburu
syahid sebagai cita-cita tertingginya
Dakwah telah
memanggilmu!
Umat menunggu
pencerahan darimu!
Letih sudah mata
ini menyaksikan kemaksiatan merajalela.
Lelah sudah kaki
melangkah, karena setiap jengkal yang dipijak, bumi merasa terdzolimi oleh
manusia-manusia tak beradab.
Lunglai tubuh ini
ketika mendapati hukum-hukum Allah diganti dengan hokum-hukum makhluk yang
hanya menebar kerusakan.
Perih hati ini
ketika menemukan thoghut-thoghut bersarang di dalamnya.
Menangis batin ini
menyaksikan saudara-saudara seiman, seislam, dan seaqidah saling caci, saling
menyalahkan, saling bermusuhan. Lalu ke mana perginya ukhuwah? Apakah ukhuwah
hanya berlaku pada segolongan atau sekelompok umat yang bernaung dalam satu
jamaa'ah?
Wahai yang mengaku
diri aktivis haroki,
Sudah benarkah
aktivitas yang antum jalani dalam menyeru manusia ke jalan ALLAH?
Serulah dirimu
sebelum kau menyeru orang lain.
Sudahkah ghiroh
yang kau miliki kau poles dengan ilmu yang shohih? Karena semangat saja belum
cukup! Teruslah tholabul'ilm..
Sudah efektifkah
syuro-syuro antum? Apa yang ada dalam syuro hanya obrolan sia-sia yang
mengundang tawa? Senda gurau tak bermakna? Tak ada lagi kesungguhan dan fokus
menyelesaikan masalah? Terlalu banyak basa-basi dan kata-kata tak berarti?
Bagaimana cara
antum merumuskan, mengatur strategi jitu, menyusun konsep, menetapkan target,
men-SWOT, dan lain sebagainya, sudah syar'ikah? Sudahkah antum pantau terus
niatmu agar tetap lurus di awal, di tengah, sampai ke penghujungnya? Di sini
niat dan tujuan harus selalu di luruskan. Bukan demi keegoisan masing-masing
individu atau jama'ah, tapi demi tegaknya Dienullah.
Lalu, bagaimana
kenyataannya di lapangan? Teknis yang telah antum usahakan bersama? Apakah ada
titik-titik noda di dalamnya?
Hijab yang semakin
longgar, virus merah jambu yang semakin menyebar, ukhuwah yang kian memudar,
barisan yang terpencar. Atau mungkin sms-sms taujih yang menyebar di kalangan
ikhwan dan akhwat yang kemudian mengotori hati-hati mereka, menodai niat tulus
mereka. Dari kata-katanya, ada rasa kagum pada ghirohnya, salut pada
keteguhannya, simpatik pada ke-haroki-annya, dan tersanjung pada perhatiannya.
Benih-benih inilah yang akan tumbuh bersemi di hati dan mengefek pada amal
sehari-hari.
Mungkin saja
fenomena-fenomena itu yang mengurangi keberkahan dakwah sehingga ALLAH 'Azza wa
Jalla belum mau menghadiahkan kemenangan itu pada kita! Karena di samping
menyeru kepada kebenaran, tentara-tentara Allah itu juga menggandeng
kemaksiatan, apapun bentuknya!
Akhi wa Ukhti...
Di mana antum
berada saat saudara-saudara antum di belahan bumi yang lain sedang megangkat
senjata, menghadang tank-tank zionis, melempar bom dan batu kerikil di medan
intifadha? Di mana antum saat mereka berburu syahid? Yang mereka pertaruhkan
adalah nyawa, akhi! Nyawa, ukhti! NYAWA!
Jika darah tak
mampu antum alirkan, maka di mana saat saudara-saudara antum sedang bermandi
peluh menyiapkan kegiatan-kegiatan dakwah, acara-acara syiar Islam, daurah,
bakti sosial, dan seabrek agenda-agenda dakwah yang lain.
Di mana antum saat
yang lain sedang membuat publikasi, mendesain dekorasi, menyediakan konsumsi,
atau menyebar proposal, mencari dana ke sana ke mari? Semua demi kelancaran
acara. Demi syiar Islam! Agar dakwah terus menggaung di berbagai penjuru. Agar
Islam tetap berdetak di jantung masyarakat. Masyarakat yang kini telah hilang
jati dirinya sebagai hamba ALLAH. Masyarakat yang kini malu mengaku sebagai
Muslim. Masyarakat yang kini phobi dengan syari'at Islam. Ya, masyarakat itu
kini ada di sekeliling kita. Mereka hadir di tengah-tengah kita. Mereka adalah
objek dakwah kita!
Wahai yang masih
memiliki hati tempat bersemayamnya iman, apakah ia tidak lagi bergetar kala
ayat-ayatNya diperdengarkan? Apakah ia tak lagi geram ketika melihat
kemungkaran terjadi di hadapannya?
Wahai yang memiliki
mata yang dengannya antum bias melihat indah dunia, apakah ia tak lagi menangis
saat dikabarkan tentang azab, ancaman, dan siksaan? Apakah ia tak lagi
meneteskan cairan hangatnya ketika bangun di tengah malam dalam sujud-sujud panjang?
Apakah ia tak lagi mengalirkan butiran-butiran beningnya ketika melihat
saudaranya yang seaqidah didzolimi, dirampas hak-haknya, dilecehkan dan di
aniaya, bahkan dibunuh karena mempertahankan diennya?
Ke mana kalian
wahai aktivis dakwah?
Di mana kini antum
berada?
Sedang bersantai
ria di kamar sambil mendengar nasyid kesukaan?
Terbuai di atas
kasur dengan bantal empuk dan selimut tebal?
Bersenda gurau
bersama kawan-kawan?
Membaca novel-novel
picisan?
Atau sedang melamun
memikirkan sang pujaan?
Kepada kalian yang
sedang menanti hadirnya belahan jiwa
Masih perlukah
romantisme di saat nasib umat sedang berada di ujung tombak?
Masih perlukah
gejolak asmara tumbuh dan bersemi di jiwa? Membuat otak sibuk memikirkannya,
membuat setiap lisan tak henti menyebut namanya, membuat setiap hati tak
tenang, resah, dan gelisah menunggu hadirnya.
Masih perlukah
virus merah jambu menjangkiti rongga-rongga hatimu? Melemahkan sendi-sendimu,
menggoyahkan benteng pertahananmu, merapuhkan tekadmu, menenggelamkanmu dalam
samudera cinta mengharu biru.
Masih perlukah
semua perasaan itu kau pelihara, kau tanam, kau pupuk, kau siram, dan kau
biarkan tumbuh subur dalam hatimu?
Wahai aktivis
dakwah, sungguh perasaan itu fitrah! Kau pun sering berdalih bahwa itu adalah
anugerah. Sesuatu yang tak bisa dinafikan keberadaanya, tak bisa dielakkan
kehadirannya. Cinta memang datang tanpa diundang. Cinta memang tak mampu untuk
memilih, kepada siapa dia ingin hinggap dan bersemi. Dia bisa menghuni hati
siapaun juga, tak terkecuali aktivis dakwah! Sekali lagi, cinta itu fitrah!
Namun wahai ikhwah
yang mewarisi tongkat estafeta dakwah, bisa jadi perasaanmu itu menghalangimu
untuk mengoptimalkan kerja dakwahmu.
Bisa jadi
perasaanmu itu mengganggu aktivitas muliamu.
Bias jadi
perasaanmu itu mengusik hatimu untuk mundur dari jalan dakwah yang kau tempuh.
Bisa jadi
perasaanmu itu membelenggumu dalam cinta semu.
Dan yang terparah,
bisa jadi perasaanmu itu menggeser posisi Rabbmu dalam tangga cintamu.
Tanpa kau sadari!
Yang kau ingat
hanya dia! yang terbayang adalah wajahnya. Yang kau pikirkan kala dia menjadi
partner dakwahmu seumur hidup, membangun pernikahan haroki, menemanimu membina
keluarga dakwah dan menjadikannya abi/ummi dari jundi-jundi rabbaniah indahnya!
Yang ada di sholatmu, dia. Yang ada di tilawahmu, dia. Yang ada di bacaan
ma’tsuratmu, dia. Yang ada di benakmu, dia. Yang ada di aktivitasmu, dia. Hanya
ada dia, dia, dia, dan dia!
Benarkah itu wahai
saudaraku?
Mari kita jawab
dengan serentak....na'udzubillahi min dzaalik!
Ke mana cinta ALLAH
dan RasulNya kau tempatkan?
Di mana dakwah dan
jihad kau posisikan?
Astaghfirullahal
'adziim...
Dakwah hanya
dimenangkan oleh jiwa-jiwa bermental baja, bertekad besi, berhati ikhlas.
Orang-orang beriman yang mengatasi persoalan dengan ilmu yang shohih dan
memberi teladan dengan amal.
Perjalanan panjang
ini membutuhkan mujahid/ah perkasa yang mampu melihat rintangan sebagai
tantangan, yang melihat harapan di balik ujian, dan menemukan peluang di
sekeliling jebakan.
Ke mana militansi
yang antum miliki?
Ke mana ghiroh
membara yang antum punya?
Pejuang sejati
adalah mereka yang membelanjakan hartanya di jalan dakwah, menjual dunianya
untuk akhiratnya, menorbankan nyawanya demi jihad fisabilillah, menggunakan
seluruh waktu dan sisa umurnya untuk memeperjuangkan dan mengamalkan Islam.
Dakwah TIDAK BUTUH
aktivis-aktivis MANJA!
Dakwah TIDAK BISA
DIPIKUL oleh orang-orang CENGENG, MENTAL-MENTAL CIUT, NYALI YANG
SETENGAH-SETENGAH, dan GERAK YANG LAMBAN!
Barisan dakwah
harus disterilkan dari prajurit-prajurit yang memiliki sifat-sifat seperti di
atas (manja, cengeng, mental ciut, nyali setengah-setengah, ragr-ragu, dan
lamban bergerak). Karena, keberadaan mereka hanya akan menularkan dan
menyebarkan aroma kelemahan, kerapuhan, kepasrahan, dan kekalahan di tengah-tengah
barisan.
Dakwah butuh
pejuang-pejuang tangguh untuk mengusungnya.
Dakwah butuh
orang-orang cerdas untuk memulainya, orang-orang ikhlas untuk
memperjaungkannya, orang-orang pemberani untuk memenangkannya!
Antumlah
orang-orang terpilih yang mengukir sejarah itu!
2 komentar:
Ka..izin copas ya..excellent..motivasi bgt buat aktifis hari ini..mungkin termasuk saya..syukron..
Iya,dipersilakan.
semoga dapat saling mengingatkan
Post a Comment