Hendaknya kalian merasakan bobot mas’uliyah yang diamanhkan di pundak kalian. Ambillah amanah ini dengan sebaik-baiknya dan laksanakanlah sesuai yang diinginkan dan yang diridhoi Rabb kalian, serta yakinlah dengan balasan kebaikan, keridhoan dan pertolonganNya.
Ketauhilah
bahwasanya kamu semua berada dalam pos yang agung dari pos-pos dakwah –yang
diberkahi-. Dan kamu semua mengemban tanggungjawab besar di hadapan Allah swt.
– yang bersumber dari amanah yang kalian pikul- dengan mentarbiyah ikhwah,
memperhatikan dengan pengelolaan dan arahan yang sesuai dengan manhaj Islam
yang lurus dan atas dasar prinsip-prinsip dakwah kami yang diberkahi. Itulah
amanah yang dimana gunung-gunung tidak sanggup membawanya….Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah
amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.”
Perbaiki
hubungan kamu dengan Allah Azza wa Jalla secara rahasia maupun di depan umum.
Bawalah dirimu dan ikhwah kepada apa yang diridhoi Rabb kamu. Jadilah kamu
sesuai kehendak Rabb kamu dalam kondisi dan situasi apapun. Berkaryalah untuk
meningkatkan dimensi keimanan dan ta‟abbudi pada dirimu dan ikhwah yang lain.
Dan agar dimensi keimanan ini menempati posisi yang paling tinggi dari
kesungguhan, waktu dan kegiatan-kegiatan kamu. Arahkan semua amal, gerakan dan
diam kamu menjadi nilai ibadah di Sisi Allah SWT. Berusahalah untuk menfokuskan
perhatian terhadap ibadah, nilai-nilainya dan hakekatnya dalam jiwa dan
refleksi tarbawi terhadap individu, jama‟ah dan umat secara keseluruan.
Diantaranya menjaga sholat berjama‟ah, qiamul lail, puasa, membaca Al-Quran,
sedekah, memperbanyak dzikrullah, birrul walidain, silatur rahim dan berbagai
macam kebaikan. Dan ketauhilah bahwa setiap kali kamu memiliki suatu kondisi
bersama Allah yang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia, maka niscaya Dia
memudahkan segala urusanmu berkat karunia, kemuliaan dan kenikmatan-Nya. Dan
Dia akan menguasakan tentara-tentara yang mendukung kamu yang tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia.
Dan
didiklah ikhwah yang lain untuk mencintai masjid, selalu ke masjid dan berdiam
di dalamnya. Masjid adalah tempat berlindung dan kelezatan. Dialah titik tolak
semua kebaikan. Maka jadilah kamu semua “masjidiyyin” (ahli masjid), beribadah
kepada Allah dan mengikuti sunnah Al-Mushthofa saw., sahabat dan salaf sholeh
yang mulia. Maka hati-hati kamu terpatri dengan masjid-masjid sebagaimana
hati-hati mereka. Berusahalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai keluarga
dan sosial dalam usroh, untuk menjadi usroh dengan semua arti keusrohan dan
sosial. Berinteraksilah, saling berkunjung, berkomunikasilah, berdiskusi,
lakukan berbagai rihlah; bertamasya…padang bulan….dan yang lainnya agar
terjalin keterbukaan diantara kalian. Sehingga usroh bagaikan kitab yang
terbuka. Dan praktekkan rukun-rukunnya: tafahum, ta‟aruf dan takaful
(sepenanggungan) Ikatlah kader-kader dengan dakwah, prinsip-prinsipnya,
program kegiatannya dan manhjanya bukan dengan pribadi-pribadi (tokoh-tokoh)
kalian. Apabila tidak, maka ini merupakan awal bahaya terhadap diri dan dakwah
kalian. Kami
juga menginginkan “usrah” yang produktif dengan produk dakwah dan sosial
kemasyarakatan dengan sebenarnya. Pengaruh atau benefitnya dirasakan dan
terlihat pada semua lingkungan yang mengitarinya. Dan hendaknya kamu menjadi
mercu suar yang diikuti dalam …dan slogan kamu adalah “tidak ada seorangpun yang
mendahului kami dalam menuju Allah,”
Demikian
pula kami menginginkan pengokohan nilai-nilai positif yang lebih besar dalam
rencana program kalian terutama program-program yang membangkitkan optimize
dalam diri kader; agar mereka bergerak di tengah masyarakat untuk melakukan
perubahan dan menjadi pemimpin bagi yang lain, selalu menunjukan kebaikan,
mengerahkan semua potensi dan berkorban untuk Allah setiap waktu. sehingga
mempengaruhi kondisi masyarakat dengan pergerakan positif menuju nilai-nilai
kebaikan, kebaikan diri dan perbaikan untuk orang lain. Tanamkan semangat
loyalitas para kader kepada Dinullah dan Dakwah, Tanah Air dan UmmatNya
sehingga mereka bangga dengan loyalitas dan pilihan ALLAH terhadap diri mereka.
Yang pada akhirnya mereka merasakan kesegaran dan kelezatan setiap pengorbanan
dan bebab berat yang terkadang menghantui jalan dakwah mereka. Begitu juga
tanamkan nilai-nilai yang mendorong pada sesuatu yang positif, kemandirian dan
cita-cita tinggi. Jadikan
ucapan dan perbuatan kalian sebagai tauladan baik. Sebaik-baik tauladan kita
adalah Rasulullah saw. “ Sungguh, telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu
suri tauladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat )
Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. ( QS. Al
Ahzab 21 )
Hiasilah pribadi kalian dengan akhlaq Rasulullah SAW yang agung, sifat-sifatnya yang mulia dan perilakunya yang baik. Bersemangatlah untuk menjadi qudwah terbaik bagi saudaramu, dan berikan dari dirimu qudwah dan uswah yang baik. Dan berusahalah untuk menjadi terdepan dalam aktivitas dan kerja-kerja dakwah yang kalian instruksikan. Hindarilah mengintruksikan sesuatu yang kamu tidak melakukannya. Atau Allah selalu meilihatmu terdepan sebelum ikhwah yang lain dalam hal-hal yang kamu melarang mereka (untuk mengerjakannya
Saudaraku
yang tercinta…
Laksanakan
hak dan kewajiban yang ada di pundak kalian sebagaimana yang diseru oleh Imam
syahid Hasan Al Banna :
“Kepemimpinan
– dalam dakwah Ikhwan - menduduki posisi orang tua dalam hal ikatan hati,
posisi guru dalam hal fungsi pengajaran, posisi syeikh dalam aspek tarbiyah
ruhiyah, posisi panglima dalam aspek penentu kebijakan umum dakwah, dan dakwah
kami mencakup seluruh makna aspek ini.”
Dari
sini muncul pertanyaan penting, “Bagaimana seseorang meminta haknya
sementara ia tidak menunaikan kewajiban? “Oleh karena itu hendaknya
kalian tunaikan amanah sebaik-baiknya dan jadilah sebaik-baik orang yang
menunaikan hak dan kewajiban ini.
Ketahuilah
karakteristik utama sebagai murabbi adalah terbebasnya jiwa dari sifat egois
dan terlalu mencintai diri sendiri. Bantulah saudaramu untuk melaksanakan
hak-hak mereka dengan bahasa cinta, penuh perhatian, memonitoring dan memenuhi
hak-hak mereka sebelum kamu menuntut hak-hak kamu. Perlu ditegaskan bahwa mustawa
tarbawi (jenjang keanggotaan ) adalah menjadi hak setiap kader yang telah
memenuhi syarat sesuai asas dan kaidah-kaidah yang obyektif tanpa ifrath (
memudah-mudahkan ) dan tafrith ( mempersulit ). Jangan mempersulit dengan
meletakan syarat dan kaidah yang rumit. Sebaliknya jangan pula memudah-mudahkan
proses kenaikan jenjang keanggotaan kepada kader yang belum layak. Sungguh itu
merupakan amanah dan mas‟uliyah di hadapan Allah swt baik di awal maupun akhir
proses.
Ahbabii
fillah....
Kecintaan
terhadap ikhwan harus lahir dari hati yang tulus, nyata dan dapat dirasakan.
Seorang ayah tidak boleh hanya mengatakan cinta pada anak-anaknya, hanya
memberikan pelajaran cinta dan kasih sayang. Namun cinta dan pengorbanan ayah
harus dirasakan mereka. Tunjukan al hubb al „amali ( cinta yang nyata ) pada
ikhwah pasti kalian akan mendapat hasil nyata dan dampak positif dalam sikap,
aktivitas dan prestasi dakwah.
Hendaknya
berlaku ihsan dalam mengangkat ikhwah menjadi mas‟ul dalam struktur. Demikian pula
dalam pembagian job dan tanggungjawab. Jangan biarkan ikhwah tanpa amanah
dengan alasan kehati-hatian yang berlebihan. Kita memiliki contoh tarbiyah
nabawiyah. Pengangkatan Usamah bin Zaid ra. sebagai panglima muda,
merupakan uswah nyata dalam mempersiapkan kepemimpinan dini. Imam Hasan Al
Banna mengikuti sunnah itu dengan mengangkat beberapa ikhwah muda untuk
menempati pos-pos qiyadah, walhasil mereka sukses dengan fadlu
minallah ( karunia Allah ). Setiap kali kalian mengangkat pribadi-pribadi
sholeh dan muslih pasti kalian dapatkan kesuksesan bagi dakwah kalian.
Memberikan
kesempatan ikhwah untuk menjadi mas’ul merupakan prestasi terbesar bagi
murabbi sejati. Jangan jadikan kekurangan ikhwah itu mematikan potensi yang
mereka miliki. Dan Janganlah pernah berhenti untuk melakukan perbaikan, Lakukan
di tengah kerja dan aktivitas kalian. Ketahuilah yang memotivasi untuk
melakukan ini semua karena jaminan Allah swt sungguh baginya mendapat pahala
seperti pahala mereka dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Aku
teringat dengan akh yang mengajukan ustadz Umar Tilmisani untuk jamaah maka
Allah memberinya manfaat dan dia bermanfaat. Sungguh yang paling aku
khawatirkan adalah salah seorang di antara kalian menjadi penghalang saudaranya
untuk maju, dengan demikian dia menjadi penghalang kebaikan yang banyak bagi
dakwah. ( secara da‟wiyan, idariyan,
tandzimiyan ) siapa yang sanggup menanggung beban da‟wah ini wahai
saudaraku.
Ikhwati
al-ahbab.....
Hendaknya
kalian menerapkan management dakwah dengan rasa cinta. Ruh kasih sayang,
rahmah, kelembutan dan takaful hendaknya ada bersama kalian dalam usrah......
“….
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu…” ( QS Ali Imran 159 )
Hendaknya
kalian mengokohkan prinsip kebebasan berpendapat , janganlah menolak gagasan
dan janganlah melukai si penggagas, terimalah kritik dan nasehat dengan lapang
dada. Cobalah kembali mengingat wasiat ustadz Mustafa mashur rahimahullah “Berikan
nasehat kepada saudaramu dengan cara terbaik dan terimalah nasehat mereka
apapun kondisinya’.
Hendaknya
berbuat ihsan dalam menjalankan kepemimpinan kalian di depan para ikhwah.
Biasakan budaya saling memberi nasehat seperti perintah dalam surat Al-Ashr...“
Demi masa (1) Sungguh, manusia dalam kerugian ( 2 ) Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan
saling menasehati untuk kesabaran ( 3 ). ( QS. Al Ashr 1-3 )
Ketahuilah...
bahwa di antara keistimewaan dan keutamaan bagi qiyadah tarbiyah adalah
kemampuanya untuk menyelesaikan problem, kemampuan mengatasi kesulitan dan
memahami kader-kader serta problematika mereka. Bekerjalah dengan
sungguh-sungguh untuk menghimpun masalah serta mencarikan solusi terbaik bagi
mereka. Hindari agar kamu tidak menjadi pembawa problem dan yang meledakkannya.
Yang akhirnya kamu menceraiberaikan ikhwah yang lain, tidak patuh terhadap
Qiyadah dan menjadikan Allah SWT marah kepada kalian. bila hati menjadi
bercerai-berai, perasaaan membatu, emosi menjadi tidak peka dan berbeda-beda
kepentingan bagaimana mungkin rahmat dan kasih sayang Allah akan turun....???
“
Dan taatilah Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan
kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh Allah
beserta orang-orang sabar. “ ( QS. Al Anfal 46 )
Akhirnya......
Jangan
pernah melupakan sejarah dakwah, para qiyadahnya dan para mursyid. Banyak
pelajaran , hikmah bahkan bekal dalam membantu kalian berjalan bersama dakwah.
Di dalamnya juga banyak sanggahan seputar subhat terhadap dakwah. Demikian juga
sangat penting untuk mempelajari kumpulan risalah Imam Syahid dengan penuh
teliti dan menyeluruh sehingga kalian mengetahui prinsip-prinsip yang benar
terhadap dakwah.
Dan
berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk merealisasikan sepuluh karakter
pribadi muslim pada diri kalian dan ikhwah yang kalian bina seperti yang
disebutkan Imam Al Banna dalam rukun amal. Bermula dari kuat fisiknya, kokoh
akhlaqnya, luas wawasannya, mampumencari penghidupan, selamat aqidahnya, benar ibadahnya,
bersungguh-sungguh terhadap dirinya, penuh perhatian akan waktunya, rapi
urusanya hingga bermanfaat bagi orang lain.
Semoga
Allah menolong kita, meluruskan langkah-langkah kita untuk berada di jalan
kebenaran. Juga agar Allah memberikan keikhlasan dalam ucapan dan amalan,
secara rahasia dan terang-terangan. Dan agar Allah meninggikan urusan agama dan
dakwah-Nya. Karena Dialah yang paling berhak dan mampu atas itu. Allah Maha
Besar dan segala puji milik Allah.
0 komentar:
Post a Comment