Penuh dengan polemik memang,
tapi inilah yang harus saya lewati. Sungguh, berada dalam barisan orang-orang
hebat dan lebih tua dari saya merupakan suatu kehormatan yang membuat saya
mampu melewati semua ini bersama kalian. Walau saat ini saya merasa sedang
dititik terendah diri, tapi kalian meyakini saya disini bahwa kita kan mampu
torehkan karya-karya terbaik yang dapat kita berikan. Inilah jalan “menanjak”
yang harus dilalui, terkadang tak sesuai kehendak hati, mengguras energi, sarat
akan emosi pribadi, tapi sungguh hanya Allah yang tau pasti.
Semoga kini tak ada lagi
keraguan untuk merangkai semua kembali. Meniti jalan-jalan ini dengan satu
misi, mengharap ridho Illahi. Saya bukan pecundang yang lemah dengan ego
pribadi. Memaksa diri yang kemudian bisa tertawa dan menari-nari. Saat didapati
semua bisa dilakukan sesuai dengan kehendak hati kemudian berhak mencemooh
pribadi lain tanpa tau apa yang terjadi. Ah, sulit dimengerti!!
Saya tetap bersyukur atas semua
ini, bukan tak sanggup mengelak bahkan tak mampu mengelak tapi saya mencoba
meyakini akan pilihan ini bahwa Allah mencoba meyakinkan saya dengan kondisi
yang tak saya mengerti. Dan kini, sayapun mencoba mengerti…bahwa saya harus
berkarya di tempat yang jarang orang bisa melakukannya.. InsyaAllah…
Diriku, kini tak perlu lemah hati dan menganggap semua sebagai sebuah luka
pribadi. Kini, saatnya berkarya dan saling menyemangati…lakukan yang terbaik
yang diri sanggupi, janji Allah menanti.. Kutorehkan ini sebagai penyemangat
diri dan meyakinkan hati bahwa scenario Allah lebih indah dari apapun yang
terkadang belum kita temui keindahan dan hikmahnya nanti.. Satu harapku
semoga istana di surga firdausNya akan kudapati,
2 komentar:
Selamat menemukan kembali jati diri yang sempat menghilang...
Lanjutkan, K!!
Ga mau kalau lanjutin ditempat yg sama. Bth penyegaran.
Post a Comment